Monday, April 30, 2012

SAJAK INI


Sajak ini datang bukan dari kehampaan, sajak ini lahir ketika sebuah rindu sekarat, memilih jalannya sendiri menujumu. Sajak ini tidak secengeng air mata, kebeningan yang kau paksa pecah di bola mataku. Sajak ini adalah imajinasi yang lahir dari bayanganbayangan air sungai, matahari dan matamu.

Aku tersandung pada ranum pipimu yang tak sempat kutemui saat cahaya begitu redup. Apakah kau yang memilih bintang untuk memadamkan siang di hatiku? Ah kau! bagai ingatan yang samar bertahan di kepala, serupa lebam di kulit bekas gigitan, perih.

Oh lihatlah! Bahkan matahari membuat langit mengirim hujan dengan pola pola yang pedih di wajahku, dan aku sesunggukan di rerimbun perdu. Menangisi jejak waktu yang lalu membuatku tersesat, wajahmu tak lagi mengapung di jantungku!

bbp, 20/09/2010

No comments:

Post a Comment