aku bahkan telah hapal bau tubuhmu cuma dalam satu kali pertemuan :
aroma permen mint, rindu dan kayu manis. tapi kita tidak akan bertemu
lagi, sayangnya. sesuatu telah menahan langkahmu hingga berlaripun kau
tak mungkin terkejar. dan aku sepi sendiri, tiap malam menelan kantuk
seolah kau akan membangunkan dingin dalam tubuhku, dan kita minum rasa
pahit dari secangkir kopi sambil angkat kaki di depan televisi. sibuk
memilih moment yang mana ketika suatu hari nanti kita sebut ini sejarah.
rambutmu yang ikal ataukah mataku yang selalu hinggap pada bibirmu yang
merah, padahal kau perokok ya, sayang.
jadi begitulah. bila rindu,
ku matikan televisi, makan permen mint dan mencium bubuk kayu manis
sambil memandang fotomu. kurasa kau tidak akan begitu. memikirkanku? no
way! merindukanku? aku bahkan tak yakin kau ingat padaku. lalu aku
menjelma ikon sedih, melompat dari satu blackberry ke blackberry yang
lain, sepenuh hati menjadi kata dan bahasa dari para pencinta yang
sedang patah hati..
des, 2012