Saturday, April 28, 2012

PULANG


Dan ketika melewati gerbang itu, selalu ada kekosongan yang tiba tiba nyangkut di jantung, kekosongan yang sama ketika air meluap menghanyutkan segala jauh ke hilir. tak ada yang tersisa tak satu jejak tertinggal kecuali sunyi yang menjadi bayang bayang

Setiap melewati daun jendela itu, aku merasa anginlah yang mendetakkan haruku menjadi sebuah bait yang berulang ulang mengingatkan tentang pulang, pulang ke dalam kehampaan yang setelah liangnya ditinggalkan akan kembali menggali liang baru, kekosongan lalu menganga lebih dalam

Dan ya! Ketika pulang, kita terpisah hingga yang tersisa hanya rindu yang kembali datang. datang dan terus datang membuat kecemasan memasuki palung terdalam


29/09/2010

UNTUK SEBUAH NAMA


Berusahalah agar kenangan kita tidak ditumbuhi jamur dan rayap. Karena waktu tak pernah siap menjadikanku koki yang piawai memasak duka menjadi santapan lezat. Nanti hanya ada rindu yang getir dan masam. Lalu bibir bibir kita tak akan mampu lagi saling memagut.

Berusahalah jangan sampai jendela dan pintu terbuka pada akhirnya tertutup karena di luar hujan selalu menderas, mengusik matahari. Sedangkan lembab bagi jiwaku adalah musim yang tak pernah mati menepis hari menjadi kenangan. Lalu jari jari nakal yang mengukir keengganan untuk berpisah itu hanya akan membuat kita mendegut ludah berulang- ulang. Kepengen? Tentu saja, sayang!

Kau lihat, aku terlalu tegang saat orang- orang berteriak, bahwa akan selalu tumbuh sajak sajak liar dari tubuhmu yang siap menghujam seluruhku. Dan kau tahu, itulah yang kumau. Sebab bertubi- tubi rasa sakit hanyalah ketika membayang- bayangi sesuatu di balik celanamu ada yang tumbuh dan mengeras seperti batu, namun karena khilaf yang malu, aku berada di seberang ranjang yang bukan punya kita. Sungguh, mempertahankan rasa ingin menggumuli sajak di matamu yang luar biasa itu adalah sebuah kedunguan tak terampuni.

Kekasih, aku selalu takut kau tiba- tiba pergi. Aku bahkan ingin membuat sebuah pengakuan, ayolah, biar aku saja yang mati duluan! Bahkan dadapun tak punya anti cemburu lagi. Apakah dengan ini kau akan baik baik saja atau kita hanya akan menjadi penonton Vampir yang murung?


BBP, 03/07/2010

SUATU HARI

Di luar sore muram sekali. Hujan tak berhenti turun. Sebuah bed dan nakas diam ketika kita berpelukan. Panjang dan lama. Tak ada suara, satu-satu daun gugur. Hanya pendingin ruang yang setia mendengungkan sepi. Tungkai- tungkai saling mengikat. Selembar handuk termangu di lengan kursi. Reda setelah embun yang menempel di bibirmu pelan- pelan cair di mulutku. 
Kita simpan rindu di bantal- bantal. Dari wastafel kamar mandi, bergulungan tisue jatuh di kaki tempat tidur. 
Bergelungan kita menanti malam datang. Menghabiskan mimpi lalu pulang. Pulang ke rumah. 



21122011 

MELUPAKANMU




Kita adalah perjalanan nasib setelah bertahun tahun berbagi kesedihan dan keinginan yang tak kunjung terwujud. Akhirnya aku di sini masih bersama sepi sementara di sana kau selalu dalam kesendirian, membabi buta mencoba melupakanku. Jarak kita tergenang rindu, keputus asaan dan air mata, meski diam diam kau simpan itu di balik keriuhan, kepadatan waktu dan harapan
Akhirnya, kita hanya bisa menelan kegetiran dari musim ini kemusim berikutnya tanpa mata dan keinginan seperti bertahun tahun lalu ketika hujan dan kemarau kita simpulkan dalam sebuah ciuman panjang dan ketelanjangan yang mendekatkan kita pada sebuah keterasingan pemikiran, duniaku bukan duniamu

DI CHINA TOWN

aroma rempah dari tubuhnya jatuh di wajahku
polkadotku nyangkut di langkahmu
di China Town kita berjalan sumringah
ada wajah wajah asia, 
teh Inggris, gingseng di dalam toples, 
sutra merah jambu melambai dari gerai di sepanjang jalan,
kuaran asap bebek Peking di kedai A Hiong dan
sekelumit hasrat yang ingin dipadamkan jatuh pada matanya
kali ini pria India itu salah memanggil namaku
how come


S'pore, 26/10/2009

BEGINILAH RASANYA KESAL ITU

Bagaimana tak sepi jika aku tak lagi menjadi satu satunya kebahagiaanmu? Bagaimana tak benci jika aku tak lagi menjadi satu satunya yang membuat tawamu memenuhi ruang kosong dengan gemanya yang sangat riang?

Dan disinilah aku, terpuruk mendengar lagu lagu cengeng dengan penuh kesedihan. Dari satu bagian ke bagian lain membuang kebosanan yang tibatiba datang dalam langkah langkah kosong.
Kardiologi, Hemodialisa, Patologi Anatomi, Radiologi dan beberapa ruang perawatan menyisihkan langkahku, memaku mata pasien pasien lain yang mungkin baginya sedih ini belum seberapa!

Aku yang terlalu cengeng dan tak tahan pada duka atau beginilah perjalanan hidup itu, kita tidak selalu di bebani bahagia namun juga kesedihan?

Pada sebuah gerai bergambar donat dengan macam macam rasa yang sepi aku memilih duduk, memasang headset lalu menatap dari balik kaca lalu lalang para dokter, suster dan beberapa pengunjung rumah sakit, bergegas pada masing masing tujuan.

Masih dengan lagu Dua Cinta Satu Hati di siang yang mendung, yang diset pada repeat current song, kuhabiskan waktu.
Lihatlah, gelas plastik berisi Thai tea itu mulai berembun! Aku mendadak ingin jadi batu es yang meleleh lalu mencair di situ, mencoba lupa seluruh keinginan. Namun hujan kini turun di para para, menyisipkan dingin di antara bunga bunga yang layu terhempas angin. Bagai sengaja membekukan segala perasaan. Alangkah sunyi cinta siang ini..


 20122010

KAU

apa kabar kau
hari ini aku melihat kau nyaru jadi apa saja 
terutama huruf huruf yang ingin kujadikan puisi
semua menyusun dirinya di dalam kepala
tapi mengapa hanya ada sepi di sana 

apa kabar kau
sebaris pesanmu di layar ponselku nyaring bunyinya
tidak mengganggu sama sekali
hanya saja kepalaku pening lagi

sekali waktu aku ingin menjadi bukan siapa siapa bagimu, hanya sebutir debu yang bahkan tak sudi untuk kau tengok 
hanya sekilas seperti angin yang menyentuh daun telingamu dan berbisik, sayang, aku di sini, jadi jangan pernah bilang aku tak pernah mengunjungimu 

sekali waktu, aku ingin menjadi otak bagimu, biar kuambil alih jalanmu agar terus menuju padaku

di luar hujan menderas, ditemani pesan pesan pendekmu tadi sore kunikmati malam ini
sekali- kali bayangkanlah diriku seperti aku slalu membayangkanmu, berharap kita menyisakan titik- titik hujan sebagai doa untuk kebahagiaan kau dan aku

akuilah bahwa sekecil apapun artinya diriku bagimu sungguh bukan untuk menjadikanku bayang- bayang yang menghalangi jalanmu 
aku kerap mendapatimu bagai seorang pencuri, mencuil sepotong rindu yang kutuang di dalam puisi

sepekan ini aku menjadikanmu tontonan menyedihkan di ingatanku dan kerap menangisinya,
bukan karena sayang tapi sungguh tak tega melihat kau begitu tak bahagia masih mencari- cari cintamu yang kosong 




2010

sebuah catatan sederhana

kini akan kuceritakan padamu tentang seseorang yang sebenarnya tak pernah pergi dari hatiku. tapi jangan ada cemburu sebab kami benarbenar terpisah jarak. kau boleh mencintaiku diamdiam seperti aku yang membelah hatiku dan menanamnya di hatimu.

ini malam ke sekian setelah kita berpisah. sudah berapa lama ya itu berlalu, sama sekali tanpa sua dan kabar? 
bukan, bukan karna tak peduli sebab memang tak perlu mencatat tanggal dan hari apa kita berpisah. sama halnya dengan tak pernah kucatat bulan dan tanggal berapa kita pertama bertemu. tapi memang apa peduliku lagi ya?
yang pasti, sudah beberapa purnama datang dan aku cuma bisa menemukanmu dalam berlembar lembar puisi dan sepi yang berkepanjangan. 
hmm betapa sunyi debar yang kau tinggalkan setelah itu. dan lihat, bagaimana aku bisa bergantung pada harapan tipis bahwa aku, entah bagaimana, dalam mimpi sekalipun, mengharapkan kau kembali?
atau barangkali karna engkaulah cinta yang tak bisa padam? dan rindu ini memang terlalu menyala untuk dipadamkan..

tidak! tidak! meski kau bertahan di hatiku, tetap saja aku tidak bisa begitu bodoh terkungkung menikmati wajahmu diamdiam. ada seseorang yang dulu pernah dekat kini kembali kucintai. 
hanya saja aku tidak tahu bagaimana caranya menceritakan ini padamu.
meski begitu, baiknya kuceritakan saja ya? dan semoga kau tak bosan membacanya.

begini, aku mengenalnya pada suatu kesempatan. dia pria Pakistan dan menetap di Lahore, bekerja pada sebuah perusahaan Honda di negaranya. mempunyai jabatan cukup penting hingga memungkinkan baginya setiap saat untuk melakukan perjalanan jauh. 
kami bertemu di Orchard Road dan saat sedang berdiri menunggu taxi, dia menabrakku karena terburuburu. paperbag bertulis nama sebuah mall terbesar yang sedang kupegang terlempar mengenai besi pembatas jalan. isinya berantakan dan botol parfum yang baru saja kubeli retak. ada yang menetes hingga di sekitar kami wanginya semerbak. aku ingat, Grand Amour dari Annick Goutal yang kubeli dengan harga cukup mahal itu tibatiba menjadi setengah saja isinya. 
dia memandangku setengah gelisah dan aku hanya bisa diam tanpa bicara. kau tau kan, beberapa pria dari negara sana tidak bisa dibilang jelek. dan mendadak saja aku jatuh cinta melihat matanya. matanya! 

pria itu meminta maaf lalu bergegas pergi sebelum menawarkan ganti rugi untuk barang yang sudah dipecahkannya. 
dan ketika aku bilang tak perlu, sebuah kartu nama sudah di genggamanku. aku tidak tahu mengapa tibatiba saja aku berubah linglung!

dan kau tahu apa yang membuatku suprissed? di bandara Changi kami bertemu lagi pada sebuah counter parfum bebas bea ketika penerbanganku tertunda sekian jam. 
dia memaksaku mengganti parfum yang dipecahkannya namun karena aku sudah membeli yang baru, dia membelikan untukku yang lain. jadilah White Linen dari Estee Lauder itu menjadi milikku.

begitulah! aku pulang ke Jakarta dengan bahagia. bukan karena aku tibatiba jatuh cinta padanya tapi lebih karna seseorang merindukanku untuk bertemu lagi. jangan bilang aku naif karena sungguh, aku bahagia bertemu dengan orang asing yang begitu hangat. 

di Jakarta keakraban kami kian nyata. meski jarak terlampau jauh namun komunikasi kian intens dibangunnya. lewat telepon, email atau kami biasa chating berjamjam di sela waktuwaktu kerjanya. 
dan ya, tibatiba saja kami sudah saling mencintai dan berjanji suatu saat akan bertemu lagi.

kau ingat kasus bom di hotel Ritz Kuningan beberapa waktu lalu? selang dua hari kejadian dia menelponku dengan suara sedih. katanya, kedubes RI tak memberikannya Visa untuk masuk ke Indonesia karena dia dari Pakistan, bagian dari negara yang notabene digolongkan sebagai negara darimana kelompok teroris berasal! 
jangan tertawa dulu! dia memang bertampang seperti teroris pada umumnya, hanya saja itu kalau kau melihatnya sebagai kekasihku! kalau bukan, berani taruhan kau pasti akan bilang dia tampan sekali!!
saat itu kami sudah merancang pertemuan ke dua kami di sini, setetah beberapa kali kami gagal bertemu di Kuala Lumpur. 

lalu kesibukan semakin membuatnya jauh dariku, semakin membuatku muak untuk menunggu. 
dan kau datang. dengan segala kesederhanaanmu, menjalani harihari bahagia sekaligus tak bahagia. kesetiaan tak pernah bisa menjadi milikmu ya?
kau tak pernah membaca rinduku dan selalu gelisah menyimpan petualanganmu sendiri. apa yang perlu kita pertahankan jika di setiap persimpangan kau menoleh ke kiri dan aku pada sebaliknya? 
kita lalu berjalan sendiri sendiri dengan beban yang kian menghimpit kenangan untuk segera di lepaskan.

pada akhirnya. kesunyian ini lalu membawaku kembali padanya. entahlah, mendadak saja ketika kubuka email setelah sekian lama tak dibuka, ada sebaris kalimat yamg membuat jantungku kembali berdetak kencang : 

honey, how are you? can we go back like before?

your's,
Nauman


kau tahu kan aku selalu saja dicekam cemburu bila punya kekasih? nah, yang kusuka darinya adalah, selalu saja dia bisa membuatku tenang ketika perasaan itu datang menghimpit. 
akan kukutip satu email darinya agar kau tahu bagaimana caranya mempertahankanku!


“ You are special and you live in my heart. Isn't it enough for you? Lets not argue on this. Like i know u have soooooooooooo many friends. But i am always special for you. So i am happy..
I do chat sometime romantic OL. But it does not mean i love someone. I cant do it untill i 've feelings for her. Thats why i dont make. Coz i dont have any feelings for them. it was still about you, Na..”

bukan dengan puisi, sayang! bukan! tapi dengan kesederhanaannya mencintaiku. itulah mengapa kesedihanku tak bertahan lama. 
karena aku percaya, dia tak pandai membuat puisi jadi mungkin tak pandai juga berbohong. seandainya berbohong pun, apa peduliku? bukankah cinta yang dipisahkan jarak lebih banyak mengundang resiko dari pada kita yang tinggal pada satu kota.. 


bbp, 09122010