hanya semusim di pelukmu
yang tersisa kini tawa yang hilang di balik lagu lagu sentimentil, denting gelas kosong, derit roda ingatan yang mengabur di ujung kabut,
kabin taxi yang dingin, sepanjang jalan penuh kenangan dan derasnya hujan
kita menjadi sepasang rindu yang kian tenggelam dalam laju waktu.
ngambang didera pengkhianatan dan keputusasaan
kesetiaan tak lebih kosong dari hampa yang kau pelihara
dan memaksaku menelannya seolah itu permen bebas gula yang mahalnya minta ampun
engkau, padamkan rinduku di baris baris puisimu
bbp, 12122010
No comments:
Post a Comment