Wednesday, December 12, 2012

SUNYI




kerianganku ditelan ombak pantai losari
angin laut, kepulan kenangan dan deru kapal yang jauh kian mendorongnya hilang
hingga kukenal lekat jalan pulang menuju bayang sendiri : sunyi

makassar, 28112012

MAKASSAR




di sini malam terasa lebih gelap dan dingin
kesepian yang menyayat sepanjang pettarani,
memantul seperti bola, menggemakan kehilangan berulang- ulang
begitu lirih dan berkarib pada perasaan yang murung
hingga antara tubuhku dan tubuhmu, kenangan berhamburan seperti air dari pipa yang bocor, melumat kerianganku
sampai lidah ini kelu dibakar rasa rindu

clarion , 27112012

DI SEBUAH PANTAI

: Ab Asmarandana


di sebuah pantai, senyummu menjadi ombak yang memanggilku.
kesiur angin laut, suara peluit dari pelabuhan dan kapal- kapal yang berlayar,
menulikan ingatanku tentang dia yang jauh berperahu ke seberang.
sampai kapan dia ditunggu, ditunggangi rindu yang luar biasa menikam lebih dari tombak nelayan yang memagut ikan- ikan dan kembali pulang,
aku dihajar sepi berulang- ulang.

laki- laki dari timur, kubawakan padamu sekuntum duri, mawarnya kau simpan di mana?


11122012

DI SEBUAH CAFE


: Ab Asmarandana


di sebuah cafe, matahari jadi keliaran yang mesti kupadamkkan dengan segelas limun
aku duduk di ujung meja bartender, memilin kata- kata, sesekali menguap, memandang keluar, menatap pintu yang berayun menutup dan membuka, berselisih pandang dengan penjaga pintu di luar,
bertanya- tanya, bila senja, akan kutuang kemana sisa kopi dan kenangan yang tak ingin dikenang

11122012

RINDU IBU



Hujan tak jadi turun padahal di luar kabut menggantung pilu
Ada suara- suara datang dari kejauhan
Berderap bersama rindu yang kubuatkan kantungnya di kalbu
Dan rindu itu memainkan melodinya hari ini
Di belakang hari- hari kemaren yang rasanya seperti jatuhnya embun di daun- daun
Hening, bening dan penuh kenangan

Lembut di perdu matamu ibu, menempa rinduku dari tahun ke tahun
Aku bersandar di rimbunnya doa, kepadamu selalu..


Desember 12, 2012

HUJAN DI MUSIM INI


: Taufik Afandi


hujan yang selalu turun di musim ini, berulang- ulang menanam kabut di mataku
engkaukah penjaja sepi yang kutemani tiap kenang datang merayap,
mengisi gelas- gelas kopi dan sepiring kue yang tak pernah habis disantap,
ketika malam menjelang dan pagi tak pernah habis melumat bibirku
nyeri itu,
O, betapa kian menyibak hadirmu yang sebentar


oktober 2012

SEMISAL MALAM



semisal malam, akulah kabut. berkumpul di bawah cahaya lampu merkuri sebuah jalan depan rumahmu. menunggu fajar tiba lalu berpindah di kaca jendela, menempel di daun- daun. embun yang setia mengingatkanmu bahwa dingin itu seperti kesepian abadi, melingkari mataku yang tak hendak lepas menatapmu
semisal kata, akulah abjad. menghimpun diri bak puisi, lahir dari kenangan, hari sepi, cangkir kopi, matahari atau bahkan apa saja.
maka temani penciptaanku sebab engkaulah segala tuju itu


19/11/2012

ALEJANDRO



ada yang bilang kangen, Alejandro
ketika masih terang tanah dan embun- embun mulai berkerumun
daun- daun segar seperti daging mentah
yang baru dibelah
padahal jendela belum lagi terbuka

mereka bilang kangen padaku, Alejandro
kangen seperti ombak yang menabuh geladak kapal
buihnya memecah, dilarung kabut tengah hari
ikan tembang terbang dan mati di buritan terbawa kailmu

mereka bilang kangen padaku, Alejandro
berpura- pura jadi tentara, pergi berperang dengan senjata besi
mau melawan siapa jika tak ada musuh selain nyawa sendiri
sepi?

aku harus bagaimana, Alejandro
di palang pintu telah tertegun sebuah nama yang diukir pisau dari matamu
dan aku melihatmu dengan cinta yang terhunus seperti pedang
siapa yang akan kau bunuh kembali
sedang mereka hanya pura- pura
kecuali aku yang menantimu di depan laut
memainkan selendang sambil berujar :
kemarilah, kemarilah kau cintaku satu..


12122012