Sunday, July 31, 2011

ADA

kepada n
by : SAF


ada yang tak hilang di cafe itu ketika kau pergi (kesedihanmu)

ada yang tak pergi setelah hari itu berlalu (puisi dan suaramu yang sendu)

ada yang selalu singgah menulis mimpi dalam tidurku (malammu)

ada yang tak pernah kuduga (cintamu memanggilku untuk menulis puisi ini)

memang tak ada yang berlalu dalam darahku yang kau pompa



jakarta-2011

TENTANG RINDU




Semata senyummu
Gelisahku sepanjang hari
Menyimpan dingin pada tingkap malam paling hangat
Gigilku terpenjara mimpi
Di luar fajar mengintip penuh debar
Embun, matahari
Akulah waktu yang tak ingin kau padamkan
Engkaulah cahaya yang tak ingin kupadamkan
Demi rindu
Demi rindu

Rinduku padamu
Gelombang tak mengapa
Bila kau jadi ombak
Aku pantai itu
Siang malam kita bertemu
Dalam sepi
Dalam sunyi

Senja tiba, camar camar pulang ke sarang
Sepanjang ombak tak surut,
Mimpiku masih bersetia
Padamu, waktu..



Bbp, 19032011


DI DALAM KERAMAIAN




Selalu ada sepatu kaca dan tas model terbaru
Baju one shoulder digantung berjejalan
Seperti harapan yang tak terkendali mengapung di dada
Orang orang antri di atm
Berjins, makan pizza dan pulang sendiri
Aku tak punya kesiapan melupakanmu
Itulah mengapa di setiap keramaian hati kosong
Dan gemanya memantulkan sepi

Di keramaian
Slalu ada pertanyaan yang tak pernah terucap,
Kau kah yang tak pernah lebur dalam mengingatku
Atau aku yang salah menunggu?

Malam larut
Chiken story, counter batik pelan pelan memasang tanda closed
Orang orang berduyun menuju pintu keluar
Aku berhenti mencarimu
Berhenti memikirkanmu
Meski cerau di luar mall bising menggemuruhkan kesunyian



PIM satu, 27032011


Saturday, July 30, 2011

KESIA- SIAAN




ini bulan desember yang pekat oleh kisah hujan
cuaca biru tua, matahari kuning lembut
sungai- sungai meruah,
airnya yang sewarna bata tumpah di bahumu yang ringkih
betapa tak terbacanya pesan yang kau kirim!

angin menderakkan silir yang sunyi, dingin
jejak menjadi begitu kesepian dan kosong
tanah basah, lembab dan kampung- kampung yang sepi menjadi kemuraman paling beku
di pelupuk matamu hujan tak berhenti turun
oh, sembabmu slalu saja memukau!

tahun ini kita gagal berjumpa kemarau panjang
kau yang penuh hujan dan aku musim itu sendiri
perasaan yang tersimpan kian matang memimpi temu.
Uhh, alangkah jauhnya kini kesempatan mata dan tubuh yang demam mencari secelah ruang bagi rindu yang membludak, ya?

lalu dalam sebuah pesta makan malam kita menjadi sepasang luka dengan menu paling lengkap
ada cemas setengah matang pada mangkuk berlukis satu mawar
dan berliter- liter benci dalam botol yang kau teguk serupa tonikum
apa yang kau ingin bangkitkan dari dadamu, petualang?

lihat, kita selalu kenyang dengan duka, katamu lirih
dan hujan turun lagi, menderas dari sepasang matamu
apa kita harus memiliki perahu agar tak tenggelam karena air mata? ah!
jika saja laut tak pernah menyimpan misteri,
mungkin kita bisa berteman dengan ombak,
mudah membaca kabar yang dibawa camar dan mahir menolak gelombang pasang.
tapi tetap saja kita menjadi penggemar setia pengetahuan yang selalu kehilangan buku panduan
iya kan?
dan kita menua pada perpustakaan yang gelap
menjadi bukubuku lapuk menunggu dimakan rayap
tanpa pengunjung
sepi



04122010


SEMALAM DI MAKASSAR



semalam di Makassar
menatap langit yang sepi bintang
juga ramai cahaya lampu- lampu kota.
ada sepi yang riang dan
rindu yang mulai menghitam.
aku kehilangan sinyal di belantara kota ini.
tersesat dalam cinta yang kau tawarkan
lalu sendiri bertanya tanya..



Makassar, 11/01/2010

JATUH SEPI



Akhirnya patah jua hatiku kau sihir
dengan sebilah rindu yang kuukir sendiri
saat purnama mempertemukan mataku pada hidungmu yang bangir.
Ketika itu kau pikir aku dewi
hingga getir yang datang dan pergi kuanggap sepi..


2009



UNTUK SEBUAH NAMA





Berusahalah agar kenangan kita tidak ditumbuhi jamur dan rayap. Karena waktu tak pernah siap menjadikanku koki yang piawai memasak duka menjadi santapan lezat. Nanti hanya ada rindu yang getir dan masam. Lalu bibir- bibir kita tak akan mampu lagi saling memagut.

Berusahalah jangan sampai jendela dan pintu terbuka pada akhirnya tertutup karena di luar hujan selalu menderas, mengusik matahari. Sedangkan lembab bagi jiwaku adalah musim yang tak pernah mati menepis hari menjadi kenangan. Lalu jari- jari nakal yang mengukir keengganan untuk berpisah itu hanya akan membuat kita mendegut ludah berulang- ulang. Kepengen? Tentu saja, sayang!

Kau lihat, aku terlalu tegang saat orang- orang berteriak, bahwa akan selalu tumbuh sajak-  sajak liar dari tubuhmu yang siap menghujam seluruhku. Dan kau tahu, itulah yang kumau. Sebab bertubi- tubi rasa sakit hanyalah ketika membayang- bayangi sesuatu di balik celanamu ada yang tumbuh dan mengeras seperti batu, namun karena khilaf yang malu, aku berada di seberang ranjang yang bukan punya kita. Sungguh, mempertahankan rasa ingin menggumuli sajak di matamu yang luar biasa itu adalah sebuah kedunguan tak terampuni.

Kekasih, aku selalu takut kau tiba- tiba pergi. Aku bahkan ingin membuat sebuah pengakuan, ayolah, biar aku saja yang mati duluan! Bahkan dadapun tak punya anti cemburu lagi. Apakah dengan ini kau akan baik- baik saja atau kita hanya akan menjadi penonton Vampir yang murung?









03/07/2010

*nb : hari ini aku baik- baik saja. tapi ketika mengingatmu, aku bisa menjadi tidak baik- baik saja.



SENI SEVIYORUM



rasanya begitu pilu
ketika diam meraja dari balik matamu,
dua bola penyekap rinduku..



09/03/2010

TAK PANDAI MENULIS PUISI





Ini syair dan sedikit puisi yang tercipta saat bunyi guntur dan badai kecil di luar menghantam kaca jendela. Juga karena aku yang mendadak dilanda melankolis, saat hujan menderas dan bayangmu melintas, duduk pada sebuah ceruk yang di belakangnya arus sungai bergerak menuju teluk, memandang yang tak terlihat olehku.
Seberapa besar kau mengingatku ketika hujan jatuh dan dingin menyusup begini? Kau tidak bisa tibatiba menganggapku tak ada bukan?
Coba pandangi aku yang berbaju dengan warna yang kau sukai. Di situ sudah ada rindu yang tak pernah lepas mengikat.
Dulu kau bertingkah seperti laki- laki yang sedang jatuh cinta dan membuatku mengira bahwa kau mencintaiku. Semua yang salah, bersamamu selalu terasa benar dan baik- baik saja. Dan bagaimana itu bisa bertahan begitu lama? Apa aku buta? Padahal aku telah berada dalam kepastian yang bulat. Tapi kau tak pernah benar- benar mengingatku, kan? Kau bahkan sering menyebut kau dan aku sebagai kita, istilah matrimonial itu kini terasa menyesakkan. Lalu kemana kau saat hujan begini dan aku sendiri?

Ini syair dan sedikit puisi ketika aku mengingatmu tertawa di sebuah halte yang atapnya berwarna biru muda, kosong dan duduk pada bangku yang mulai berkarat. Aku mencium bibir, mempermainkan kuncirmu yang tebal dan kasar, dan mencari setiap cahaya yang berpendar dari matamu. Kekosongan lalu menyergap bagai badai, menggilas harapan yang tak ingin kulenyapkan.

Mengenangmu, sungguh, aku tiba- tiba merasa hanya menjadi seorang penyair kampungan dengan lutut yang lemah dan selalu gemetar
bukan pemilik sebuah hati yang pandai menulis puisi...




Ketika Hujan Turun di Kotaku, 27112010

PERPISAHAN



peron- peron stasiun menyimpan tangis
terminal keberangkatan, ruang tunggu pelayaran selalu ada perpisahan
dan rindu adalah suara peluit, geretak laju gerbong- gerbong
juga kibar bendera kapal
di lautku sunyi mengental
serupa namamu yang dibisikkan perdu
pecah di hilir angin


 01122010


JEJAK




banyak pagi di sosrowijayan
cinta dan mata yang begitu menawan
langkah meluruh, memenuhi jejak di jalan itu
serupa jejakmu di tubuhku
begitu rindu,
begitu peluh



Jogya, 30/07/2010


KEPADA SENJA (surat kecilku)

Beginilah rupa sepi itu
Hujan di luar menderas
Segala yang ada memantulkan keheningan
Dan seribu puisi selalu tercipta 
Tentang sebuah rindu yang terus menuju

Padamu..








2011

TENTANG SENDIRI




kita hanya punya beberapa kenangan dan lubang yang besar di hati

terkepung sepi, terpenjara rasa rindu, terkurung ingatan sendiri
kesepian dan rindu membuat kita jalang menyuarakan kegelisahan
cemas akan keadaan dan mengutuk segala keresahan, 
nyala dengan amarah lalu mendadak dingin dengan pasrah
alangkah rapuhnya cinta itu
namun tak ada jalan untuk kembali



July, 2011

KEGALAUAN

buatlah aku cemburu dan kau akan melihatku sebagi sebuah bayangan, bukan sosok yang dapat membuatmu bahagia. di hatiku, cinta terbiasa datang dan pergi meski bukan itu yang kuingin..






30072011

Catatan Biasa..



ini sepi bukan apa- apa, hanya kau yang tiba- tiba membuat kekosongan panjang dalam hidupku. 
rindu demi rindu tak bosan kau susupi pada setiap perjalanan waktu. kesulitan menjadi lebih lama untuk dilalui.
benarlah, segala kesedihan tak akan pergi. kebosanan kembali memunculkan sisi petualang dalam diri, mencari apa yang tak akan pernah dimiliki kecuali kesedihan itu sendiri. lubang itu tak akan pernah terisi. meski disana cinta selalu bertahan..


30072011

FEELING BLUE





sunyi adalah nama lain dari rindu yang masuk lewat hatiku
sebenar- benarnya rindu yang kuingin







Mei, 2011

Catatan Kecil Hari Ini..





Sekecil apapun, tak ada yang mampu melawan kehilangan. Kita tidak bisa menahannya meski rasa kehilangan akan selalu menumbuhkan sepi dan kekosongan yang dalam. Waktu dan kenangan telah mengajarkan bahwa pada akhirnya kita akan sendiri..



July, 29072011

WE STILL



i know we still have time and things
to talk to
it's about love you
and i have known these years
it's about being yearning that i can't figure out
why it should be
or is it now we are no longer you and i
that we used to be understand one to another
simply as land and water
or as seabirds and it's flapping wings in every line of dusk
for i barely feel the night was running slowly down to dawn
and this ache even greater than ever
and i thought that was you










KANGEN KAMU



Pallu Kaloa, dua gelas orange juice dan setangkup rindu, 
pagi datang di tubuhku 
betapa damai kangen yang bersarang di dada 


tunggu aku pulang ya sayang..





Clarion Makassar, (29\06\2010)

NAMA RINDUKU



pagi sudah datang lagi seperti rindu yang bangun setiap dingin dan mimpi mengganggu tidur 
kali ini, ketika kau jauh, ketika tak ada yang sanggup menahan laju rinduku, mewujudlah sebagai puisi
karena rinduku selalu bernama dirimu.


Clarion Makassar, 26\06\2010

SEBUAH CINTA



Dan kenangan datang bertubi- tubi
Memasuki perjalanan waktu yang kini singgah pada rumahmu

Di dalamnya,
Aku adalah lampu Kristal dengan nyala kunang kunang





20/04/2010

Friday, July 29, 2011

MENGHAPUS KAU





: Tata Kay



Menghapus airmata yang sibuk diam- diam memikirkanmu ini,
Sebuah lagu tentang cinta tak pernah habis di dengar
Melampaui inginku, menggegaskan segala tentangmu
Tak lagi menjadi bagian penting dari sisi hati, 
Pun ingatan yang kadang hilang kendali ketika sampai pada satu nama
Namamu

Selalu ingin kukenalkan kepadamu bagaimana caranya menghilang dari ingatan
Meski berkali- kali rindu menjejali akal dengan bayangmu
Dan sepi membawa satu- satu nyali ke dalam matamu 
Dengan sebuah nama lain, juga peristiwa tak terduga
Namun barangkali kau tak bisa mengenali rasa sakit ini
Hingga sempurnalah perih itu

Barangkali sebuah malam sudah menuntaskan rindumu
Hingga begitu cepat tibanya kita pada satu kenangan,
Kepedihan yang bermuara di kotaku 
Dan seperti ingatan yang tak pernah disumbat kenangan
Tetap saja nganga luka di sana
Dengan sebuah sungai yang berulang- ulang tumbuh di hulu mata

Seringnya hujan turun, membuatku dengan segenap keluh, 
Juga kangen yang kerap menggemeretakkan sepi
Mengulang kembali melankolia itu 
Namun seperti musim yang tiba- tiba datang dari segala penjuru 
Harus ada kerelaan, kematangan untuk melupakan
Sebab cinta bukan sekedar Kau ada di sini kemarin
Namun lebih dari itu, aku tak bisa menahanmu
Seperti daun- daun jatuh, seperti orang- orang di keramaian, bergegas meninggalkan panggung setelah pertunjukan
Harus ada kepulangan meski sesudahnya tak ada yang bisa kita ceritakan



20072011

MENULIS PUISI INDAH UNTUKMU



hujan yang menderas setiap hari 
membuat sunyi juga dingin datang dan pergi
di luar angin seperti bermain tali
berputar, mendesir menerbangkan segala
seperti rindu yang mendatangkan rasa melankolis dan tak ingin kutepiskan,
seperti kebosanan dan gerutu orang- orang 
menunggu malam yang pelan- pelan menggantikan cahaya senja
sembari menghitung sudah berapa lagu romantis kulewatkan
dengan lirik- lirik cengeng yang menyuarakan betapa terasing dan kesepiannya aku ketika mengingatmu
semua terasa tak pernah benar- benar berlalu
kepahitan dan waktu yang tak mampu membuatku terjaga 
kenangan ini sungguh mengurung,
menyadarkan bahwa hanya cinta ini yang nyata
dan disinilah aku, 
diperam sunyi, ditikam nostalgia
mencoba menulis puisi terindah untukmu..





29042011

TITIK LABUH


: Yenni Fransisca

Ada yang tak sampai pada titik labuhku
Wajahmu yang kembara 
Juga sampan di tengah samudra
Menyimpan air laut dan batu- batu karang
Di luar pantai, benci mendekam 
Pasir, pokok bakau dan camar membawa berita :
Ada yang tak mungkin dilupakan namun enggan tinggal
Kau! 

Di hatiku dan gulungan ombak perih mencercah
Sementara cinta selalu dibawa malam 
Bersembunyi dari pagi hingga senja
Mengendap di palung samudra,
Kerinduan menjadi semakin dalam..





02052011

WITHOUT YOU


2 hours ago
Nona G Muchtar





  • Orang- orang membicarakan kesepian yang datang seperti kabut
    Orang- orang menceritakan betapa kesunyian bagai album tua
    Teronggok bisu dan kau tiba- tiba ingin membukanya
    Mencari- cari kenangan yang pernah kita tinggalkan
    Sesudah menjadi warna sepia yang dilewatkan musim
    Buram oleh kehilangan

    Orang orang bilang cintaku seluas laut banda,
    Dikepung seluruh hasrat rasa sayang
    Namun kau bilang seteguh gunung nokilalaki
    Pernahkah kau ingat betapa pendakian bisa menjadi begitu terjal tanpamu
    Sayangnya kau tak pernah tepat untuk berada di sini

    How many dreams to past it
    How familiar the pain is

    Orang- orang bilang aku dilanda cinta
    Tiap saat mengerang di dada lautmu,
    Di matamu yang kecoklatan itu duka tumbuh bagai air pasang
    Seringkali membuat tersesat dengan gelombang
    Naik turun rinduku bertahan

    Seringkali orang- orang tak tahu apa yang mereka bicarakan
    Karena mendaki di ketinggian lukamu,
    Di dadamu yang tipis dan menyimpan segala duka cita itu,
    Aku terkapar dengan derita yang dijejali rindu berulang- ulang
    Menggenggam kegetiran seperti ketika meremasmu
    Dalam kenikmatan yang kita buat pada sebuah kenangan
    Melebur rasa sakit dan bahagia atas nama cinta

    Alangkah bodohnya orang- orang itu membacaku ketika tak ada kau


    04052011

KAU DAN OMBAK PARANGTRITIS


: Dian Satyandari



memandang gemuruh ombak
gelombang melepas, riaknya berkejaran
menepi jadi buih, pada batu, pada pasir, pada jiwaku
menyatu di kedalaman
seolah itu adalah kau 
palung- palung tak kasat mata
karang- karang merdeka di kejauhan
seperti senyummu mengajakku
sepertinya tak dapat kulupakan itu

wangi senja dan warna matamu
ombak dan pasir riang menyapu sepi
bagaimana melukiskan saat ada kau di sana
namun hatimu terbang seperti camar
segenap cinta luruh bersama sunset
hatiku cabar, memilih tak keruan dilewati sepi
malam menjadi lebih sunyi dari kunang- kunang
gelap dan keterasingan tak lagi mampu menuntun hingga gemetarku di bawahmu semata- mata karena kita tak lagi terbangun oleh kesanggupan untuk saling mencintai
dan kita tidak banyak membangun kenangan untuk diingat- ingat
maka kepedihan bagai sampan di tengah laut
terombang ambing rindu dan dukacita
kepergian pun lupa jalan pulang

kau dan ombak parangtritis,
pantai dan juga senyum manis itu
bukan kenangan yang lupa ku closed kan
namun luka yang terus hidup
tumbuh bagai mata air

kau dan juga semua kenangan,
di sini kelegaan bernama mimpi
ingatan menguap tapi kau tidak
sepertinya aku memang tak dapat melupakanmu

ya, engkaulah kehilangan yang tak pernah kucari namun kerap mengganggu mimpi dan jagaku 







06052011

JARAK RINDU





Jarak hanya rindu yang tak tiba tepat hati
Matahari, pagi dan sepi masih terasa seperti puisi yang sedih dan kehilangan arah tuju
Kepedihan berderap memasuki senja
Menetap di dadamu bagai dingin di musim hujan
Betapa deras rinainya di luar kian cemaskan sepiku.. 





Juni, 2011

DI SETIAP SEPI


Entah keriangan jatuh dimana, aku kehilangan pagi dan waktu- waktu terbaik 
Kekosongan mengisi banyak tempat, kehampaan lebih meriah dari pasar festival 
Di dadaku, lara mengendap tak terkira

Kesedihan jatuh bagai tanggal dari dalam kalender
Aku dihujani mimpi buruk di setiap sepi
Berbaris puisi berjalan entah kemana





Juni, 2011

TENTANG SENJA ITU



kapan itu kita menatap langit merah saga, 
bercerita tentang kau, tentang aku begitu dekat sekaligus begitu jauh 
di dada kita dan orang- orang sama riuhnya
sibuk bercakap- cakap tentang apa saja
aku menciummu, kau menciumku 
lalu tiba- tiba semua menghilang, berkabut 
namun rindu menumbuhkan keliaran di kepala menjadi semacam umpatan untuk terus di dekatmu

dan begitu terjal jalan untuk kembali
membuat hati patah tak putus diterakan sepi
senja itu, Kau..





Mei, 2011

BULAN DI ATAS JAMBOEDROE



Jam delapan malam itu 
Bukan deru kereta yang ku ingkari
Tapi cahaya yang berputar di lingkar matamu
Kesenyapan pun jatuh dari bibirku


Ada yang tak pernah siap menukar wajahmu dengan mimpi kapanpun itu
Jadi kujatuhkan segala dingin dari dada
Meski kau masih saja seperti dulu,
Membawa sedikit kejujuran untuk kau pinjamkan
Namun kita sama- sama menolak kesalahan
Seperti sepi yang bertahan di tubuhku ini
Membangun ingatan tentang engkau
Tentang waktu- waktu yang kita buang seolah kita tak lagi memiliki bagian dalam diri yang lain
Tak kupikir orang- orang yang mencintaiku setengah mati
Kau selalu saja mampu menelanku,
Mengarus ke hulu yang tumbuh di dadamu

Siapa yang salah jika kata- kata kini setajam pedang
Memaksa membawa segala kekosongan ke dalam hati berulang- ulang
Dadaku pun senyap, masai
Sangsai berbulan- bulan

Bulan di atas Jamboedroe
Pesta sudah usai
Aku juga ingin kita
Namun barangkali hakikatnya rindu itulah segala harapan
Menjadi cinta yang tak pernah mampu bertahan
Di dadamu..





Juli, 2011