Monday, April 30, 2012

ARABELA

duduk di atas kuda poni, Arabela menunggu hingga senja menjadi kabut
surai surai coklat berkibas mengurai musim semi 
sudah tujuh kemuning dan wangi rhododendrom menyerbu
namun di persimpangan tak kunjung derap itu terdengar
Berjanji membawa selusin mawar putih 

Portico mulai temaram, Colonnaes masih menyimpan sepi dan dingin. Kabut kembali datang dengan sejumlah rindu
Sudah tujuh senja, tujuh kemuning dan banyak wangi rhododendrom
Tak ada kabar
Gemerisik angin menyisiri kecemasannya

Arabela, aku membaca kesedihanmu. Prunella biru mu mulai lembab oleh kesenyapan daun daun. kemarilah, biar ku temani menyusun sepi dan berapa senja yang akan kau lewati. sungguhpun demikian, inilah waktu yang kita sebut dengan kesedihan. keping kepingnya bagai tawa yang dipecahkan musim
Tapi ini bukan nasib buruk, kataku..



Bbp, 15122010 

* Portico: teras menuju pintu masuk sebuah bangunan
* Colonnaes: deretan pilar pada sebuah bangunan
* Prunella, sepatu dari woll

No comments:

Post a Comment