:PS
kutulis puisi ini dengan berpura- pura sedang duduk di
pantai,
menatapmu yang berjalan dari ujung terjauh pandanganku. angin
dan ombak berkejaran, pecahan matahari jatuh di atas permukaan laut.
cahayanya mengilaukan anak rambut yang berkeriap di keningmu
di
perjalananmu yang panjang, aku duduk mematung. menunggumu seperti
menanti tukang gula- gula lewat membawa serabut manis berbentuk kapal
laut yang bisa kucecap. aku bahagia.
namun seperti angin yang tak kasat mata, kau melewatiku.
sebaris luka yang menempel di dada, membuatmu bisu. tubuhmu didera
rindu yang tajam.
kenangan, ingatan, mungkin juga segalanya takkan hilang.
di pangkal ingatanmu, siapa yang berdiri menjauh?
namun bukan karena tak tahu bagaimana mengucap salam perpisahan ketika aku tak beranjak pergi. lebih karenamu, mata sendu yang menahan langkahku
senja jatuh perlahan, menahan segala bayang yang memanjang ke samudra.
aku akan menulis tentang laut. dan barangkali juga tentang kau.
agustus 2013