Saturday, April 28, 2012

sebuah catatan sederhana

kini akan kuceritakan padamu tentang seseorang yang sebenarnya tak pernah pergi dari hatiku. tapi jangan ada cemburu sebab kami benarbenar terpisah jarak. kau boleh mencintaiku diamdiam seperti aku yang membelah hatiku dan menanamnya di hatimu.

ini malam ke sekian setelah kita berpisah. sudah berapa lama ya itu berlalu, sama sekali tanpa sua dan kabar? 
bukan, bukan karna tak peduli sebab memang tak perlu mencatat tanggal dan hari apa kita berpisah. sama halnya dengan tak pernah kucatat bulan dan tanggal berapa kita pertama bertemu. tapi memang apa peduliku lagi ya?
yang pasti, sudah beberapa purnama datang dan aku cuma bisa menemukanmu dalam berlembar lembar puisi dan sepi yang berkepanjangan. 
hmm betapa sunyi debar yang kau tinggalkan setelah itu. dan lihat, bagaimana aku bisa bergantung pada harapan tipis bahwa aku, entah bagaimana, dalam mimpi sekalipun, mengharapkan kau kembali?
atau barangkali karna engkaulah cinta yang tak bisa padam? dan rindu ini memang terlalu menyala untuk dipadamkan..

tidak! tidak! meski kau bertahan di hatiku, tetap saja aku tidak bisa begitu bodoh terkungkung menikmati wajahmu diamdiam. ada seseorang yang dulu pernah dekat kini kembali kucintai. 
hanya saja aku tidak tahu bagaimana caranya menceritakan ini padamu.
meski begitu, baiknya kuceritakan saja ya? dan semoga kau tak bosan membacanya.

begini, aku mengenalnya pada suatu kesempatan. dia pria Pakistan dan menetap di Lahore, bekerja pada sebuah perusahaan Honda di negaranya. mempunyai jabatan cukup penting hingga memungkinkan baginya setiap saat untuk melakukan perjalanan jauh. 
kami bertemu di Orchard Road dan saat sedang berdiri menunggu taxi, dia menabrakku karena terburuburu. paperbag bertulis nama sebuah mall terbesar yang sedang kupegang terlempar mengenai besi pembatas jalan. isinya berantakan dan botol parfum yang baru saja kubeli retak. ada yang menetes hingga di sekitar kami wanginya semerbak. aku ingat, Grand Amour dari Annick Goutal yang kubeli dengan harga cukup mahal itu tibatiba menjadi setengah saja isinya. 
dia memandangku setengah gelisah dan aku hanya bisa diam tanpa bicara. kau tau kan, beberapa pria dari negara sana tidak bisa dibilang jelek. dan mendadak saja aku jatuh cinta melihat matanya. matanya! 

pria itu meminta maaf lalu bergegas pergi sebelum menawarkan ganti rugi untuk barang yang sudah dipecahkannya. 
dan ketika aku bilang tak perlu, sebuah kartu nama sudah di genggamanku. aku tidak tahu mengapa tibatiba saja aku berubah linglung!

dan kau tahu apa yang membuatku suprissed? di bandara Changi kami bertemu lagi pada sebuah counter parfum bebas bea ketika penerbanganku tertunda sekian jam. 
dia memaksaku mengganti parfum yang dipecahkannya namun karena aku sudah membeli yang baru, dia membelikan untukku yang lain. jadilah White Linen dari Estee Lauder itu menjadi milikku.

begitulah! aku pulang ke Jakarta dengan bahagia. bukan karena aku tibatiba jatuh cinta padanya tapi lebih karna seseorang merindukanku untuk bertemu lagi. jangan bilang aku naif karena sungguh, aku bahagia bertemu dengan orang asing yang begitu hangat. 

di Jakarta keakraban kami kian nyata. meski jarak terlampau jauh namun komunikasi kian intens dibangunnya. lewat telepon, email atau kami biasa chating berjamjam di sela waktuwaktu kerjanya. 
dan ya, tibatiba saja kami sudah saling mencintai dan berjanji suatu saat akan bertemu lagi.

kau ingat kasus bom di hotel Ritz Kuningan beberapa waktu lalu? selang dua hari kejadian dia menelponku dengan suara sedih. katanya, kedubes RI tak memberikannya Visa untuk masuk ke Indonesia karena dia dari Pakistan, bagian dari negara yang notabene digolongkan sebagai negara darimana kelompok teroris berasal! 
jangan tertawa dulu! dia memang bertampang seperti teroris pada umumnya, hanya saja itu kalau kau melihatnya sebagai kekasihku! kalau bukan, berani taruhan kau pasti akan bilang dia tampan sekali!!
saat itu kami sudah merancang pertemuan ke dua kami di sini, setetah beberapa kali kami gagal bertemu di Kuala Lumpur. 

lalu kesibukan semakin membuatnya jauh dariku, semakin membuatku muak untuk menunggu. 
dan kau datang. dengan segala kesederhanaanmu, menjalani harihari bahagia sekaligus tak bahagia. kesetiaan tak pernah bisa menjadi milikmu ya?
kau tak pernah membaca rinduku dan selalu gelisah menyimpan petualanganmu sendiri. apa yang perlu kita pertahankan jika di setiap persimpangan kau menoleh ke kiri dan aku pada sebaliknya? 
kita lalu berjalan sendiri sendiri dengan beban yang kian menghimpit kenangan untuk segera di lepaskan.

pada akhirnya. kesunyian ini lalu membawaku kembali padanya. entahlah, mendadak saja ketika kubuka email setelah sekian lama tak dibuka, ada sebaris kalimat yamg membuat jantungku kembali berdetak kencang : 

honey, how are you? can we go back like before?

your's,
Nauman


kau tahu kan aku selalu saja dicekam cemburu bila punya kekasih? nah, yang kusuka darinya adalah, selalu saja dia bisa membuatku tenang ketika perasaan itu datang menghimpit. 
akan kukutip satu email darinya agar kau tahu bagaimana caranya mempertahankanku!


“ You are special and you live in my heart. Isn't it enough for you? Lets not argue on this. Like i know u have soooooooooooo many friends. But i am always special for you. So i am happy..
I do chat sometime romantic OL. But it does not mean i love someone. I cant do it untill i 've feelings for her. Thats why i dont make. Coz i dont have any feelings for them. it was still about you, Na..”

bukan dengan puisi, sayang! bukan! tapi dengan kesederhanaannya mencintaiku. itulah mengapa kesedihanku tak bertahan lama. 
karena aku percaya, dia tak pandai membuat puisi jadi mungkin tak pandai juga berbohong. seandainya berbohong pun, apa peduliku? bukankah cinta yang dipisahkan jarak lebih banyak mengundang resiko dari pada kita yang tinggal pada satu kota.. 


bbp, 09122010

No comments:

Post a Comment