Monday, March 5, 2012

KEPADAMU



Barangkali malam itu ada yang luput kubaca
Sehingga ketika ombak tak kembali, yang kupikir kau hanya berusaha menjadi karang yang terjal
Bertubi- tubi dihantam sepi, kau malah menjelma sebulir padi yang jatuh sebelum musim padi tahun itu tiba
Dan aku menjadi petani yang kehilangan huma


Aku tak dapat menghitung sejak saat itu, sudah berapa musim yang terlewat sejak mencoba menjadi peziarah yang lulut di kotamu
Ketika kau tiba- tiba menjadi seekor kupu- kupu
Mengepak menjauh, memasuki hutan tak bernama
Meninggalkan buih- buih ombak menjadi semacam nada sedih untuk diterjemahkan jadi puisi, sendiri


Atau barangkali tidurku begitu lelap 
Sehingga ketika terbangun, selalu saja mimpi mencoba menguasai jarak pandangku
Bahwa ribuan mil jauhnya darimu, itu hanya sebuah narasi tentang jarak dan bukan pengingkaran bahwa tak ada yang dapat menahan kalau kau atau aku bisa saja terpikat pada yang lain

Tapi tetap saja, kau dan aku adalah sahabat kesunyian
Matahari yang lupa terbit ketika seharusnya hujan telah berhenti
Dan kita menangis hingga lupa diri bahwa esok selalu membawa lebih banyak kesunyian untuk mengakrabi sebuah perpisahan





March, 2012

No comments:

Post a Comment